Lini Indonesia, Sidoarjo - Tak sekadar slogan, perang melawan narkoba kini menjelma menjadi gerakan nyata. Minggu (8/6/2025), para finalis Duta Anti Narkoba Sidoarjo 2025 menyambangi Yayasan Pondok Pesantren (PP) Al Kholiqi, tempat rehabilitasi bagi para pecandu narkoba di Sidoarjo.
Kunjungan ini menjadi momen pembelajaran sekaligus panggilan hati untuk menyelami langsung perjuangan para penyintas narkotika. (Sidoarjo 8 Juni 2025)
Dalam suasana hangat dan penuh empati, para finalis mengikuti penyuluhan bersama BNNK Sidoarjo, tenaga medis, serta pengurus pondok pesantren.
Tak sekadar mendengar, mereka menyerap cerita dan harapan tentang pemulihan, tentang perjuangan, dan tentang tanggung jawab sosial yang lebih besar.
Yusuf Rizal dari BNNK Sidoarjo menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba.
“Gus Kholiq sudah sejak 2012 menjadi pelopor dalam pendekatan rehabilitasi berbasis pesantren. Ini bukan hal kecil,” tuturnya penuh hormat.
Senada dengan itu, dr. Erie Eko mengingatkan bahwa pemulihan tidak berhenti pada sisi medis. “Rehabilitasi itu proses panjang. Selain obat, mereka butuh lingkungan yang membimbing secara sosial dan spiritual,” jelasnya.
Gus Kholiq, pimpinan pondok, memaparkan metode khas yang dijalankan lembaganya.
“Kami kombinasikan terapi fisik seperti gurah dan rendam malam dengan pendekatan spiritual, sholawat, dan pembinaan keagamaan. Kami ingin menyembuhkan jasmani sekaligus menenangkan batin,” ujarnya.
Lebih dari sekadar kunjungan, momen ini adalah seruan untuk turut terlibat. Bahwa memerangi narkoba bukan sekadar tugas institusi, melainkan panggilan moral bagi seluruh lapisan masyarakat.
( Red/A.F )
0 komentar:
Posting Komentar