#Attribution1 {height:0px; visibility:hidden; display:none}

Breaking News

Kamis, 10 Juli 2025

Pemdes Mojomati Bersama Masyarakat Lestarikan Tradisi Sedekah Bumi

Upacara Tradisi Methik Pari bertempat Di Lumbung pangan Desa Mojomati

Lini Indonesia, Ponorogo - Suasana berbeda terlihat pada, Rabu, (09/07/2025) pagi di Desa Mojomati, Kecamatan Jetis,  Kabupaten Ponorogo. 

Diawali dengan tradisi Methik Pari sebagai upacara adat yang dilakukan masyarakat Jawa, khususnya petani, sebelum memulai panen padi. 

Tradisi ini merupakan wujud syukur atas hasil panen dan penghormatan kepada Dewi Sri atau dewi padi. 

Methik Pari juga dilakukan untuk memohon keberkahan dan kelancaran dalam proses panen serta untuk menolak bala. Upacara tradisi Methik Pari tersebut bertempat di lumbung pangan Desa Mojomati.

Ratusan warga berbondong-bondong dari balai desa menuju jalan tengah sawah dengan membawa gunungan buceng porak, ambengan dan beragam makanan tradisional, termasuk buah-buahan. 

Mereka bukan sekadar berkumpul, tapi melaksanakan tradisi peninggalan leluhur yang penuh makna yaitu Sedekah Bumi.


Persiapan Pelaksanaan Upacara Tradisi Sedekah Bumi

Tradisi ini digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah. 

Di jalan tengah persawahan, warga laki-laki dan perempuan duduk  bersila sepanjang jalan dengan menghadap ke arah ambeng dan aneka makanan tradisional yang telah diatur berjajar sepanjang jalan yang mereka bawa dari rumah. Di antaranya jajanan pasar, tumpeng, hingga buah-buahan.

Dengan diawali sambutan kemudian dilanjutkan do'a bersama yang dipimpin Tokoh Agama setempat, warga masyarakat mengikuti dengan penuh khidmat acara tersebut.

Dalam sambutannya Ketua Panitia Sedekah Bumi Desa Mojomati menyampaikan, kegiatan ini bukan sekadar seremoni, tapi juga sarat dengan nilai-nilai kebersamaan dan pelestarian budaya leluhur.

“Sedekah bumi ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat berupa panen yang melimpah. Sekaligus menjadi upaya untuk melestarikan budaya leluhur dan mempererat tali silaturahmi antar warga,” ujar ketua panitia.

Usai do'a bersama semua yang hadir makan bersama, ambeng dan aneka jajanan tradisional yang sudah tersedia dihadapannya. Sementara buceng porak masih tetap utuh, baru setelah acara makan menikmati ambengan dan aneka jajanan tradisional, buceng porak yang terbuat dari aneka hasil bumi, berupa aneka sayuran, buah-buahan dan sebagainya, dibawa ke tengah sawah untuk diperebutkan oleh warga.


Dari Balai Desa Mojomati Masyarakat Membawa Aneka Sesaji Untuk Acara Tradisi Sedekah Bumi Di Area Persawahan Mojomati

Pada acara tersebut juga ditampilkan kesenian gajah-gajaha untuk menyemarakkan acara Sedekah Bumi tersebut.

Tampak hadir pada acara tersebut Camat Jetis, Yusuf Dharmadi Jaya Prabowo, S.STP. beserta jajaran Forkopimka Kecamatan Jetis, Kepala Desa Mojomati beserta perangkatnya, BPD, Tokoh Masyarakat, Warga juga beberapa Kepala Desa sekitar dan undangan lainnya.


Upacara Sedekah Bumi Dilaksanakan Di Jalan Area Persawahan Desa Mojomati

Kepala Desa Mojomati, Aang Budiantoro, memberikan apresiasi yang tinggi atas kekompakan dan semangat gotong-royong masyarakat Desa Mojomati.

“Terima kasih kepada seluruh warga. Semoga acara ini semakin mempererat kerukunan, membawa berkah hasil panen, dan menjadikan warga semakin sejahtera,” ujar Aang Budiantoro.


Masyarakat Desa Mojomati Berebut Buceng Porak

Masih kata Aang Budiantoro "Tradisi sedekah bumi seperti ini menjadi bukti kuat bahwa kearifan lokal masih hidup dan berakar dalam kehidupan masyarakat pedesaan. 

Tak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai ajang memperkuat solidaritas sosial dan spiritualitas kolektif, yang insyaallah acara seperti ini akan kami adakan setiap menjelang musim panen." pungkasnya.

(Gst)

Share:

0 komentar:

Posting Komentar