Lini Indonesia, Surabaya – Dalam suasana hangat penuh keakraban, Polri melalui kegiatan Bhayangkari Peduli menyelenggarakan acara sosial yang menyentuh hati, khususnya bagi anak-anak penyandang disabilitas.
Bertempat di Kelurahan Tambak Madu Surabaya, pada Jum'at (20/06/2025) kegiatan ini menjadi cerminan nyata bahwa polisi tak hanya hadir untuk menegakkan hukum, tetapi juga membangun kasih sayang, solidaritas dan kepedulian antar sesama.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Pengurus Bhayangkari, Danramil Imam Subandi, Indra Nusantara, serta Ketua RW 4 dan RW 9. Hadir pula perwakilan dari komunitas Solidaritas Bonek yang turut memberikan dukungan.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol. Lutfi Sulistiawan mengatakan dalam sambutannya menegaskan, Hari Bhayangkara tak hanya dimaknai sebagai hari kelahiran institusi, tetapi lebih dari itu. Ini adalah momentum untuk mendekatkan polisi dengan masyarakat.
"Kalau di masyarakat itu tahunya polisi itu kalau enggak patroli ya nangkap. Padahal sebenarnya ada kegiatan-kegiatan sosial yang juga banyak kita lakukan,” ungkapnya.
Kepedulian yang Nyata, Doa yang Tulus
Dalam kegiatan Bhayangkari Peduli ini, kepedulian diwujudkan dalam bentuk perhatian dan bantuan untuk anak-anak penyandang disabilitas. Tidak hanya materi, namun juga dukungan moral, senyuman, dan semangat hidup.
Kepedulian ini merupakan bagian dari komitmen Polri dalam membangun institusi yang bukan hanya kuat secara struktur, tetapi juga hangat dalam pelayanan.
Kapolrestabes juga menyoroti pentingnya membangun citra polisi yang ramah, terbuka dan mampu menjadi sahabat masyarakat.
Dalam penuturannya, Ia menyampaikan harapan besar agar Polri di usia ke-79 bisa menjadi organisasi yang semakin dipercaya publik.
“Polisi yang datang itu dengan makna hati, warga bisa menerima. Bukan sebaliknya.” katanya.
Kegiatan ini turut memperlihatkan indahnya sinergi antara Polri dan TNI serta keterlibatan komunitas Bonek. Bukan hanya bentuk simbolis, tapi benar-benar hadir dan menyatu bersama masyarakat.
Ini menjadi pesan kuat bahwa negara hadir bersama rakyat, terutama untuk mereka yang seringkali terpinggirkan.
“Kami berharap semua ini bukan hanya acara formal, tapi membangun suasana berbagi antara polisi dan masyarakat, antara polisi dan tentara,” jelas Kapolrestabes.
Dalam kegiatan itu juga, para tamu dibuat terharu dan bangga oleh semangat anak-anak penyandang disabilitas yang tetap berkarya dan berusaha mandiri. Salah satunya adalah siswa dengan usaha kerajinan tangan sederhana yang dipajang di lokasi acara.
"Saya bangga banget. Mereka tidak pernah menyerah. Masih bisa berkarya dan percaya diri dengan segala keterbatasannya,” tutur Kapolrestabes sambil meninjau hasil karya siswa.
Pesan yang dibawa dari kegiatan ini sangat jelas : keterbatasan bukan penghalang untuk bersyukur dan berbagi. Bahkan, bisa menjadi jembatan untuk membangun cinta kasih antara negara dan rakyatnya.
(Dedy)
0 komentar:
Posting Komentar